MENDIDIK MENYELURUH

 

Pemahaman terhadap kata Pendidikan dan pengajaran kadang masih menjadi membingungkan. Penggabungan antara kedua kata tersebut dapat mengaburkan pengertian yang sesungguhnya. Pengajaran adalah suatu cara menyampaikan ilmu atau manfaat bagi hidup anak-anak secara lahir maupun bathin. Maka pengajaran merupakan suatu bagian dari Pendidikan. Sama halnya dengan mengajar yang merupakan salah satu bagian dari mendidik. Sementara, Pendidikan adalah tempat menaburkan benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat sekaligus sebagai instrument tumbuhnya unsur peradaban. Agar kebudayaan yang kita wariskan kepada anak cucu kita di masa depan.

Ki Hadjar Dewantara mendefinisikan Pendidikan sebagai tuntunan yaitu tuntunan dalam hidup tumbuhnya murid. Maka, mendidik adalah menuntun segala kodrat yang ada pada murid, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik itu sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Murid diciptakan sebagai makhluk yang memiliki kodrat untuk mereka hidup dan tumbuh. Pendidik tidak dapat menentukan dan berkehendak akan hidup tumbuhnya murid. Yang bisa pendidik lakukan adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu dengan mengerahkan segala daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti, pikiran dan jasmani murid, agar dapat memperbiki perilakunya, bukan dasar hidup dan tumbuhnya itu.

Layaknya seorang petani yang menanam padi, ia hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, mengusahakan kondisi terbaik agar padi dapat tumbuh sesuai kodratnya. Petani mungkin dapat memperbaiki tanaman padinya atau bahkan menghasilkan tanaman padi yang lebih besar daripada tanaman padi yang tidak dipelihara. Bagaimanapun ikhtiar yang terbaik yang dilakukan oleh petani untuk tumbuhnya padi, tidak akan dapat membuat tanaman padi itu tumbuh menjadi tanaman jagung atau tanaman lainnya.

“Anak-anak tumbuh berdasarkan kekuatan kodratnya yang unik, tidak mungkin pendidik mengubah padi menjadi jagung atau sebaliknya”(Ki Hadjar Dewantara). Seperti itulah peran pendidik yang menuntun murid agar bisa bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Pendidikan tidak hanya berbentuk pengajaran yang memberikan pengetahuan kepada murid, tetapi juga mendidik keterampilan berpikir, mengembangkan kecerdasan bathin, dan pada akhirnya murid dapat melancarkan hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Ilmu dan pengetahuan sangat diperlukan sebagai bagian dari Pendidikan. Sebagai kunci untuk mengasah keterampilan berpikir, memajukan kecerdasan bathin, dan melancarkan hidup pada umumnya. Oleh karenanya, Pendidikan pikiran (intelektual) murid sebaiknya dibangun setinggi-tingginya, seluas-luasnya, dan selebar-lebarnya untuk mewujudkan perkehidupan lahir dan bathin dengan sebaik-baiknya.

Sebagai pendidik, kita perlu cermat dalam menempatkan Pendidikan pikiran murid sesuai dengan konteks Pendidikan nasional berdasarkan garis-garis bangsanya atau kultural nasional yang akan melengkapi. Mempertajam, dan meperkaya Pendidikan keterampilan berpikir murid. Setiap murid memiliki keuatan-kekuatan tuntunan oran dewasa. Menuntun potensi murid, bertujuan agar ia semakin baik adabnya dan untuk mendapatkan kecerdasan yang luas sehingga ia terlindungi dari pengaruh-pengaruh yang dapat menghambat bahkan melemahkan tumbuhnya potensi atau kekuatan dirinya. Ada murid yang tidak memiliki kesempatan mendapatkan tuntunan yang baik, sehingga ia cenderung tidak dapat menumbuhkan dan mengembangkan kekuatan atau potensinya dengan maksimal. Ada juga murid yang mendapatkan tuntunan dengan baik, tetapi kekuatan atau potensinya tidak dapat tumbuh dan berkembang karenapengaruh-pengaruh yang membatasi tumbuh kembangnya potensi yang ia miliki.

Sebagai orang dewasa, kiata dapat berupaya membangun dan menjaga suasana lingkungan yang kondusif agar setiap murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodratnya. Seumpama dua garis yang saling Tarik menarik dan saling mempengaruhi yang pada akhirnya berujung menjadi satu. Dua garis itu adalah garis dasar yang menggambarkan potensi dari murid dan garis keadaan yang menggambarkan kesempatan untuk berkembang. Kedua garis ini saling berhubungan yang menurut ilmu Pendidikan disebut KONVERGENSI. Buah dari “tuntunan”kepada murid adalah berkembangnya akal budi murid yang mendorong terciptanya kebudayaan.

Kebudayaan bangsa yang menjadi ciri khas dan dasar perubahan zaman di tengah-tengah kebudayaan lain membuat kita, kadang-kadang khawatir akan tergerusnya kebudayaan kita. Meskipun adat istiadat atau kebiasaan di masyarakat berubah karena akal budi manusia juga berkembang. Kebudayaan bangsa Indonesia akan tetap ada menjadi pilar utama dalam memajukan Pendidikan nasional. Contohnya kebudayaan gotong royong membersihakn dan menghias kelas serta sekolah yang melibatkan murid dapat menumbuhkan karakter dan kecakapan social emosional.

Guru memberikan praktik pengajaran yang mengembangkan kerjsama, empati, menghargai sesama, dan berkontribusi sosial kepada sesame. Sehingga murid dapat menemukan dan terbekali dengan kebudayaan-kebudayaan bangsa yang jika terus menerus ditumbuhkan, maka kebudayaan bangsa akan semakin kuat. Tentu saja akan membantu murid atas kehidupan dan penghidupannya. Dan yang paling utama dan yang paling penting yang dapat membantu keberlangsungan hidup sebagai bangsa Indonesia. Lalu bagaimana dengan pembelajaran di kelas kitas saat ini? Apakah kita sudah mendidik anak dengan menyeluruh? Atau mungkin kita hanya sebatas mengajar? Mari kita refleksikan bersama-sama. Salam dan Bahagia, Ibu Bapak Guru, Hebat!

Begitulah peran pendidik….

“Menuntun murid agar bisa bertumbuh dan berkembang sesuai kodratnya.”

 

Sumber: Youtube- Microlearning Guru Belajar-Kemdikbud Channel

Comments

Popular posts from this blog

"Exploring Elemental Excellence: Grouping and Mastering Main Group Elements in Class X"

SALAM KENAL

MENJADI MANUSIA (SECARA) UTUH